Pages

Join The Community

Menyikapi Ujian dengan Sabar dan Syukur

Bersabarlah ketika diuji sakit dan bersyukurlah ketika dianugerahi kesehatan. sabar dan syukur adalah sikap seorang muslim sejati. Adakalanya seorang mukmin yang diuji sakit menjadi terhina karena ketidaksabarannya dan di kala sehat pun menjadi terhina, karena tidak bersyukur atas nikmat-Nya. Sabar adalah kegigihan kita untuk berada di jalan yang Allah Swt. ridhai.

Sabar tidak hanya dilakukan ketika kita diuji dengan sakit, tetapi juga ketika kita diuji dalam kondisi yang lapang. Ketika sedang diuji sakit, kesabaran seseorang akan tampak dari akhlak dalam menyikapinya. Tidak jarang orang yang diuji sakit mengungkapkan pembicaraan yang tidak karuan, penuh dengan keluh kesah, emosi, dan putus asa.

Sesungguhnya, sangatlah merugi bagi seorang yang ketika diuji sakit disikapi dengan emosi. Tetap saja tidak akan menjadikannya sembuh dari sakitnya, bahkan akan menambah deritanya. Selanjutnya, bagaimana sikap sabar kita dalam menghadapinya?

Ada beberapa sikap sabar yang bisa kita latih saat kita diuji sakit.

1. Sikap Berprasangka Baik kepada Allah Swt.

Sikap tersebut bisa kita awali dengan sikap menyadari sepenuhnya, bahwa tubuh ini bukan milik kita, melainkan milik Allah Swt. Dia-lah yang menjadikan kita sehat, sakit, dsb. Walaupun kita berobat ke dokter, tetapi semua keputusan ada dalam kehendak-Nya.

Selain itu, kita patut menyadari bahwa setiap sakit yang kita derita pada hakikatnya sudah diukur Allah Swt. Maka biasakanlah untuk mengucapkan ”Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un”. Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya lah tempat kita kembali.

Sikap sabar tersebut akan berbuah keyakinan. Kita akan meyakini bahwa Allah Swt. tidak akan menimpakan suatu penyakit pada kita bila tidak ada hikmahnya. Sehingga, kita terpanggil untuk mengevaluasi diri. Mungkin saja sakit yang kita derita karena kita tidak memenuhi hak anggota tubuh kita dengan benar.

Misalnya, kita melalaikan diri dengan memporsir pikiran sehingga kepala menjadi pusing, mengabaikan hak perut sehingga perut menjadi sakit, tidak menyempatkan olahraga sehingga tubuh mudah lemah, dan kelalaian dalam memenuhi hak anggota tubuh lainnya.

2. Sikap Menerima Sepenuhnya Ketentuan Allah Swt.

Sikap ini dilakukan dengan cara tidak berkeluh kesah, atau bahkan berputus asa. Berkeluh kesah dan berputus asa merupakan tanda-tanda dari ketidaksabaran. Biasanya orang sakit bukan menderita karena sakitnya, tetapi lebih kepada sikapnya yang berlebihan dalam menghadapinya.

Hal ini mengindikasikan bahwa orang tersebut kurang bisa menerima ketentuan Allah Swt. sehingga ia terdorong keinginan untuk dikasihani dan orang-orang berempati padanya. Oleh karena itu, separah apapun penyakit kita, cobalah untuk menghadapinya secara proporsional dan tidak berlebihan.

3. Sikap Merenungkan Hikmah Sakit

Hal ini dapat menjadi sarana untuk menginstropeksi diri, juga sebagai penggugur dosa. Sesungguhnya, orang-orang sabar memiliki kemampuan untuk bisa dekat dengan Allah Swt. Oleh karena itu, jadikanlah sabar sebagai penolong kita seperti halnya shalat yang senantiasa kita kerjakan.

Selain sikap sabar, kita juga patut mensyukuri segala ujian yang menimpa kita. Sikap syukur ini dapat kita kerjakan dengan meningkatkan ibadah kita kepada Allah Swt. Dengan sikap ini akan semakin mendekatkan kita kepada Rabb, Allah Swt. Demikianlah cara menyikapi ujian dengan sabar dan syukur. Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar

My Great Web page